Faunatis.com - Burung pada umumnya dikenal sebagai hewan yang dapat terbang dengan sayapnya. Tapi, ternyata tidak semua burung bisa terbang, salah satunya kasuari.
Bida dibilang, kasuari merupakan burung darat terberat dan tidak bisa terbang. Pada umumnya, berat kasuari berkisar 65 kilogram dengan tinggi 1 meter. Sayap kasuari terlalu kecil untuk menopang badannya yang berat terbang ke udara.
Melansir Guinnes World Recors, burung kasuari berasal dari hutan tropis Asia Tenggara dan Australia. Hewan endemik ini banyak ditemukan di Papua, Pulau Seram, Pulau Yapen, dan New Britania.
Makanan burung kasuari adalah buah-buahan yang jatuh ke tanah atau buah-buahan yang mereka temukan di semak belukar. Selain itu, burung ini juga mengonsumsi makanan lain sperti jamur, serangga, jaringan tanaman, dan vertebrata seperti katak dan kadal.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar burung kasuari, simak ulasan berikut ini.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Struthioniformes
Family : Casuariidae
Genus : Casuarius
Spesies : Casuarius casuarius, Casuarius unppendikulatus, Casuarius bennetti
Burung kasuari mudah dikenali karena memiliki bentuk tubuh yang khas. Ciri ciri burung kasuari diantaranya adalah sebagai berikut :
Terdapat 3 jenis burung kasuari, antara lain :
Memiliki nama latin Casuarius casuarius ,masyarakat papua mengenal jenis burung ini dengan nama Saro Jinggiklasu. Mayoritas bulu tubuhnya berwarna cokelat muda dengan garis tebal berwarna cokelat tua yang membujur sepajang badan.
Jenis Kasuari ini saat dewasa memiliki tinggi badan antara 1,2 - 1,7 m dengan berat badan hingga 80 kg. Burung betina memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan jantan. Betina juga memiliki gelambir yang lebih panjang serta warna bulu yang lebih terang.
Kasuari gelambir ganda memiliki kulit wajah dan kepala yang berwarna biru keunguan dengan rona berwarna merah atau terkadang kekuningan. Terdapat mahkota di atas kepalanya yang berbentuk kurva dengan leher bergelambir dua berwarna merah. Pada ketiga jari yang dimilikinya, terdapat cakar-cakar yang tajam. Dengan cakarnya ini kasuari akan mempertahankan diri jika ada predator yang ingin memburunya, termasuk manusia.
Kasuari jenis ini tersebar di hutan dataran rendah dan sabana yang ada di Pulau Papua, Seram, dan Benua Australia. Spesies ini merupakan satu-satunya kasuari yang hidup secara alami di benua Australia.
Populasi kasuari gelambir ganda saat ini sudah sangat terancam diakibatkan banyaknya perburuan yang dilakukan manusia. Menurut IUCN Red List, diperkirakan populasinya saat ini sekitar 6.000 – 15.000 individu. Hal ini membuatnya dimasukkan kedaam spesies yang terancam kepunahan. Walau begitu, hingga saat ini perburuan Kasuari khususnya di Papua masih banyak dilakukan untuk diambil dagingnya.
Nama latinnya adalah Casuarius unppendikulatus, burung ini dikenal dengan sebutan kasuari berleher emas. Sedangkan orang papua mengenalnya degan sebutan Saro porkas. Habitat alaminya berada di hutan dan rawa yang ada di dataran rendah Papua bagian utara serta pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Yapen, Batanta dan Salawati. Menurut IUCN Red List, saat ini populasinya di alam liar sekitar 2.500 – 9.999 individu.
Kasuari gelambir tunggal memiliki bulu yang berwarna hitam legam. Warna bulunya ini kontras dengan warna kulit wajah dan kepalanya yang berwarna biru dengan leher dan gelambir berwarna kuning keemasan. Burung betina memiliki tubuh yang berukuran lebih besar dibandingkan jantan. Tubuh betina panjangnya sekitar 1,5 – 1,8 m sedangkan jantan sekitar 1,2 – 1,5 m.
Selain dari gelambirnya, Jenis burung kasuari ini dibedakan dengan kasuari gelambir ganda dari paruhnya yang sedikit lebih pendek dan kakinya yang lebih panjang. Ia juga memiliki jengger berwarna hitam di atas kepalanya.
Burung ini memiliki nama latin Casuarius bennetti, sedangkan orang papua mengenalnya dengan nama saro sembagi. Walaupun dijuluki dengan nama kasuari kerdil, tinggi jenis burung kasuari ini tetap lebih dari 1 meter. Ada dua jenis burung kasuari kerdil yang dikenal oleh masyarakat Papua yaitu Kasuari kerdil yang hidupnya di dataran tinggi dan yang hidup di dataran rendah. Keduanya, walaupun masih dimasukkan ke dalam satu spesies yang sama tetapi memiliki perbedaan secara fisik.
Jenis burung ini tidak memiliki mahkota di atas kepalanya. Jenis burung ini jarang ditemukan oleh masyarakat setempat karena hanya hidup pada dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 3.500 meter diatas permukaan laut.
Jenis makanan burung kasuari dapat berupa buah-buahan, biji-bijian serta hewan berukuran kecil seperti udang dan ikan yang ada di pinggiran sungai atau kali di hutan. Untuk mendapatkan makanannya, Kasuari mengambil dengan paruhnya kemudian menjepit makanan tersebut dan langsung menelan tanpa mengunyah terlebih dahulu.
Hewan endemik khas Papua ini berkembang biak dengan cara bertelur. Setelah kasuari jantan dan kasuari betina kawin, maka kasuari betina akan bertelur. Biasanya dalam sekali bertelur akan mengahsilkan 5-6 butir. Cangkang telur burung kausari berwarna kehijauan dengan berat sekitar 650 gram. Uniknya, telur – telur burung kasuari tersebut justru dierami oleh pejanta selama 49-56 hari dalam sebuah sarang yang terbuat dari daun-daunan atau ranting-ranting pohon.
Lebih unik lagi, induk jantan juga akan mengasuh anak-anak burung yang baru menetas sampai berumur sekitar satu tahun. Sementara itu, indukan betina akan meninggalkan pasangannya yang sedang mengerami telurnya dan mencari kasuari jantan yang lain.
Itula penjelasan mengenai burung kasuari yang menarik untuk diketahui. Temukan informasi seputar flora dan fauna lainnya hanya di Faunatis.com.