Dalam dunia tumbuhan adalah tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu. Tumbuhan semacam ini dapat berupa tanaman annual, parennial, ataupun biennial. Yang disebut dengan terna pada umumnya adalah semua tumbuhan yang berpembuluh. Sebutan ini berlaku pada tumbuhan yang berukuran kecil yaitu sekitar kurang dari dua meter dan tidak akan dikenakan pada tumbuhan tidak ber kayu yang merambat.

Di daerah yang memiliki ilkim tropis tumbuhan terna yang bersifat parennial/tahunan akan banyak kita jumpai, sementara untuk daerah yang beriklim sedang terna biasanya bersifat annual/musiman. Biasanya terna yang tumbuh di atas permukaan tanah akan gugur dan mati pada musim yang kurang sesuai dan tumbuh kembali pada musim yang sesuai.

Rerumputan merupakan salah satu tumbuhan terna, dimana rerumputan merupakan tanaman kecil yang memiliki batang lunak hijau dan halus. Tumbuhan ini hanya hidup selama 1 atau 2 musim. Contoh yang paling umum dan paling sering kita temui dari tumbuhan terna ini adalah beras, jagung, dan rumput.

Beberapa orang terkadang menganggap rerumputan sebagai gulma atau pengganggu tanaman jika berada di sekitar tanaman utama. Namun, tidak semua jenis rerumputan yang menggangu, contohnya seperti tanaman bahan pangan pokok baik padi, jagung, sorgum, jawawut, dan jail yang termasuk golongan rerumputan yang berguna bagi hidup manusia dan menjadi bahan dasar pangan. Dan perlu kita ketahui juga bahwa rerumputan berbeda dengan semak. Dimana semak merupakan tanaman yang memiliki tinggi sedang dengan batang dan cabang berkayu.

Dari penelitian yang dilakukan Universitas Sriwijaya, tanaman terna ternyata dapat menekan inokulum dan infeksi yang disebabkan oleh penyakit akar putih pada pohon karet. Dimana penyakit akar putih disebabkan oleh Rigidoporus Microporus yang merupakan penyakit pada pohon karet yang sangat sulit untuk dikendalikan. Tanaman terna yang digunakan antara lain garut, temulawak, lidah mertua, lengkuas hutan, lengkuas, ganyong, kunyit, talas, dan uwi. Di Indonesia, penyakit akar putih diperkirakan menyebabkan kematian pada pohon karet yang ada di perkebunan antara 3% dan 5 %.