Faunatis – Bintang laut merupakan hewan tanpa tulang belakang yang mampu bergerak bebas menggunakan kaki-kaki tabungnya, menjelajahi dasar laut dengan kecepatan yang cukup menarik. Dalam penampilannya, hewan ini menyerupai bentuk bintang dan termasuk dalam kelompok yang sama dengan teripang dan bulu babi, bukan kategori ikan.
Mereka diklasifikasikan sebagai bagian dari keluarga Echinodermata dan kelas Asteroidea, yang berbeda dengan ikan karena tidak memiliki insang, sisik, dan kemampuan berenang. Setiap jenis hewan ini memiliki keunikan tersendiri dalam bentuk, ukuran, dan warnanya, mulai dari biru, jingga, ungu, hingga merah muda.
Nah, untuk mengenal jenis biota laut ini lebih dalam, simak artikel dibawah ini!
Klasifikasi bintang laut menurut Pechenick (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Valvatid
Famili : Oreasteridae
Genus : Culcita Agassiz
Spesies : Culcita sp
Hewan ini memiliki persebaran yang luas dan dapat dijumpai di berbagai habitat laut di seluruh dunia. Mereka mendiami cekungan samudra dari zona intertidal hingga kedalaman laut yang lebih dalam. Mereka hidup pada berbagai jenis substrat, termasuk pasir, lumpur, dan bebatuan di dasar laut. Kehadiran mereka dapat ditemukan di zona pasang surut, di mana mereka harus beradaptasi dengan fluktuasi air laut yang periodik.
Selain itu, beberapa spesies hewan ini memiliki kecenderungan untuk memilih habitat tertentu sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti terumbu karang, perairan yang lebih dingin, atau perairan dalam.
Meskipun beberapa spesies hewan ini dapat ditemukan di daerah tropis Indo-Pasifik, spesies lain tersebar di seluruh cekungan samudra di dunia.
Keterkaitan hewan ini dengan tumbuhan lamun dan rumput laut juga menjadi faktor penting, karena beberapa spesies memanfaatkan tumbuhan ini sebagai sumber makanan utama dan tempat perlindungan dari sinar matahari serta predator lain.
Kesanggupan bintang laut untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan mencerminkan peran mereka yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut di seluruh dunia.
Morfologi bintang laut merujuk pada struktur fisik dan karakteristik luar dari organisme tersebut. Hewan ini merupakan anggota kelompok hewan laut yang termasuk dalam filum Echinodermata. Berikut adalah beberapa ciri bintang laut:
Hewan laut ini memiliki pola makan yang bervariasi tergantung pada spesies dan lingkungan hidupnya. Secara umum, Mereka dapat memakan berbagai jenis makanan, termasuk remis, kerang, ikan kecil, dan bahkan koral. Proses makan hewan ini melibatkan penggunaan kaki tabungnya yang menempel pada mangsa, khususnya pada cangkang kerang.
Ketika menemukan mangsa yang diinginkan, mereka akan menempelkan kaki tabungnya pada kedua cangkang kerang, lalu menariknya hingga cangkang terbuka. Selanjutnya, mereka mengeluarkan lapisan transparan dari bagian dalam perutnya, yang berfungsi membawa dan mencerna mangsa tersebut. Meski cenderung lambat dalam gerakannya, bintang laut mampu beradaptasi dengan berbagai ukuran mangsa.
Beberapa spesies, seperti bintang laut mahkota duri, bahkan mampu memangsa koral laut. Dalam pengaturan akuarium, makanan mereka biasanya terdiri dari potongan-potongan ikan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka.
Bintang laut memiliki dua metode berbeda untuk berkembang biak. Pertama, mereka dapat melakukan reproduksi seksual di mana pejantan melepaskan sperma dan betina melepaskan sel telur ke dalam air. Pembuahan kemudian terjadi di lingkungan air, dan embrio yang terbentuk menjadi bagian dari zooplankton.
Setelah itu, larva bintang laut mengalami proses metamorfosis, turun ke dasar laut, dan tumbuh menjadi bintang laut dewasa. Beberapa spesies hewan ini mengerami telurnya dengan cara duduk di atasnya atau menggunakan keranjang khusus.
Selain itu, mereka juga bisa berkembang biak secara aseksual melalui proses fragmentasi. Dalam metode ini, bagian-bagian lengan dan cakram pusat terlepas dari induknya dan berkembang menjadi individu baru. Ini merupakan cara alternatif yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan keturunan tanpa melalui proses pembuahan seksual.
Dengan demikian, hewan ini memiliki fleksibilitas dalam strategi reproduksinya, memungkinkan mereka beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan