Binturong: Taksonomi, Ciri-Ciri, Habitat dan Status Konservasi

03-12-2022

Faunatis.com – Binturong (Artictis binturong) merupakan hewan sejenis musang bertubuh besar yang memiliki habitat asli di Asia Selatan dan Tenggara. Satwa ini merupakan endemik Indonesia tepatnya Pulau Jawa.

Di beberapa wilayah dengan bahasa dialek Melayu, binturong juga dikenal dengan sebutan menturung atau menturun. Sebagaimana musang pada umumnya, mereka adalah hewan nokturnal yang aktif di malam hari.

Dalam dunia internasional, binturong dikenal dengan berbagai sebutan, seperti Malay Civet Cat, Asia bearcat, Pelalawan Beracat, atau secara sederhana disebut Bearcat atau Binturong, serta Xiong-Li di China.

Untuk lebih mengetahui lebih dalam seputar binturong, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Taksonomi Binturong

Berikut ini dijelaskan klasifikasi binturong, yakni:

Kerajaan : Animalia ayat seribu dinar

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Viverridae

Genus : Arctictis

Spesies : Arctictis binturong

Ciri-Ciri Binturong

Satwa dari keluarga musang ini mempunyai ekor panjang dan tubuh yang besar. Panjang tubuhnya mencapai 60-95 cm, serta panjang ekor mencapai 50-90 cm. Berat binturung berkisar antara 6-14 kg, bahkan bisa mencapai 20 kg.

Binturung memiliki bulu yang panjang dan kasar berwarna hitam kecoklatan disertai taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Di ujung telinganya terdapat bekas rambut yang memanjang.

Hewan vertebrata yang satu ini termasuk hewan arboreal dan terestrial, sebab ketika ia sering berada di atas pohon, namun juga turun ke lantai hutan.

Hewan ini juga termasuk dalam golongan karnivora, yakni hewan pemakan daging atau pemangsa telur, burung, serangga, ikan dan hewan pengerat. Namun, terkadang binturung juga memakan buah-buahan dan daun-daunan.

Binturong mempunyai keahlian memanjat dan melompat dari dahan ke dahan. Ekor panjangnya digunakan sebagai penyeimbang dan pegangan saat kesulitan meraih makanan di ujung ranting pohon.

Cakarnya berbentuk melengkung dilengkapi dengan kuku yang tajam, sehingga mampu mencengkeram mangsa dengan kuat. Uniknya, kaki binturong bisa diputar ke belakang, sehingga memudahkan untuk memegang pohon dan turun ke tanah dengan posisi kepala di bawah.

Habitat Binturong

Satwa ini tersebar mulai dari Bangladesh, Brunei Darussalam, Bhutan, Kamboja, China, India, Laos, Myanmar, Malaysia, Nepal, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia tepatnya di Jawa bagian barat, Sumatera, dan Kalimantan.

Binturong menjadikan hutan primer dan sekunder sebagai habitatnya. Selain itu, satwa endemik ini juga terkadang ditemukan di perkebunan tepi hutan. Di kawasan Kalimantan, binturong hidup di hutan tropis pada ketinggian 1.500 mdpl.

Status Konservasi

Status konservasi yang diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List memasukkan binturong ke dalam status rentan punah karena menurunnya jumlah populasi lebih dari 30%.

Sementara (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) memasukkannya dalam status Appendix III.

Pemerintah Indonesia juga melindungi binturong berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1999 dan Peraturan Menteri LHK No. P92 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Banyaknya masyarakat yang menjadikan binturong sebagai hewan peliharaan juga menghambat pelestariannya. Para pemburu biasa menangkapnya ketika masih kecil dan menjinakkannya.

Itulah tadi penjelasan tentang binturong yang merupakan salah satu satwa endemik Pulau Jawa. Dapatkan informasi menarik seputar flora dan fauna lainnya hanya di Faunatis.com.

Artikel Lainnya