Burung Cendrawasih, Burung Indah yang Menjadi Maskot Papua

01-01-1970

Faunatis.com - Segala sesuatu di dunia ini adalah pemberian dari pencipta alam semesta ini. Patut disyukuri dan dilestarikan untuk generasi selanjutnya. Burung Cendrawasih berasal dari daerah Papua, Indonesia. Burung ini merupakan salah satu kekayaan alam yang paling menakjubkan yang ada di pulau Papua. Orang Papua percaya bahwa burung Cendrawasih adalah reinkarnasi dari peri.

Cendrawasih adalah burung khas Papua yang menjadi simbol keindahan alam dan budayanya. Itu juga merupakan simbol solidaritas. Genus Cendrawasih dikategorikan sebagai Paradisaea. Ada 43 jenis Cendrawasih yang hidup di hutan, mulai dari permukaan laut hingga hutan tengah pegunungan.

Ada fakta unik tentang burung cantik ini, yaitu jantannya yang memiliki bulu warna-warni yang panjang dan indah mencolok dengan kombinasi warna coklat, kuning, merah, ungu, putih, hijau dan biru. Bulu-bulunya digunakan untuk menarik perhatian betina. Semakin tua, semakin panjang bulunya, dan semakin indah bentuknya.

Masyarakat Papua memiliki kearifan lokal dalam menangkap burung yang memikat ini. Hal ini terbatas hanya untuk ritual dan kegiatan budaya. Pakaian tradisional mereka menarik karena bulu Cendrawasih yang elegan digunakan untuk memperindah hiasan kepala dan kostum mereka. Bulu berwarna-warni ini telah menarik perhatian dan menginspirasi banyak orang di luar Papua, terutama para seniman.

Sayangnya, saat ini bulu Cendrawasih tidak hanya digunakan untuk kegiatan tradisional di Papua, tetapi juga sebagai suvenir dan komoditas perdagangan, seperti produk fashion. Banyak seniman membuat produk menggunakan bulu untuk menghiasi topi, syal, sepatu, dan bahkan baju tidur. Tujuan lain selain kegiatan tradisional yang diatur oleh kearifan lokal akan membahayakan burung Cendrawasih.

Meskipun upacara lokal Papua masih memperbolehkan menggunakan bulu Cendrawasih, di sisi lain, pemerintah Indonesia juga berupaya melarang perdagangan burung Cendrawasih. Namun sangat disayangkan, peraturan tersebut tidak cukup ketat, diakibatkan permintaan pasar yang masih tinggi.

Tidak hanya akan membahayakan keberadaan hewan cantik ini, tetapi juga ekosistem alam dan kelestariannya. Cepat atau lambat, jika kita tidak menghentikan kepunahan ini, burung cendrawasih akan langka atau bahkan punah. Ini berarti bahwa cucu-cucu kita akan melihatnya hanya melalui gambar dan film.

Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan bahwa Cendrawasih merupakan salah satu satwa yang dilindungi undang-undang, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Lihat juga daftar hewan Indonesia yang terancam punah.

Hukum juga akan lebih kuat dengan dukungan peraturan pemerintah daerah. Upaya lain yang dilakukan oleh para jurnalis di Jaringan Jurnalis Indonesia untuk melindungi burung cendrawasih adalah:

- Peraturan kampung untuk melindungi satwa endemik termasuk Burung Cendrawasih. Peraturan ini sudah diterapkan di beberapa desa.

- Melokalisasi habitat Cenderawasih menjadi kawasan ekowisata yang dapat menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Ketika wisatawan ingin melihat hewan yang menakjubkan ini, mereka harus menyewa pemandu wisata lokal untuk menemani mereka.

- Membatasi penggunaan hiasan kepala bulu cendrawasih hanya pada pemuka adat.

- Membuat tiruan Cendrawasih untuk hiasan kepala, souvenir atau hiasan.

Segala sesuatu di dunia ini untuk dinikmati, bukan dieksploitasi dan dihancurkan. Kita semua perlu melindungi alam dan fauna liar kita jika kita ingin penerus kita melihat dan menikmatinya di masa depan. Oleh karena itu, mari kita selamatkan Cendrawasih, Burung Cendrawasih, demi kelestarian kepingan surga di bumi.

Artikel Lainnya