Faunatis - Burung Trucukan (Pycnonotus goiavier) adalah jenis burung yang termasuk dalam keluarga Pycnonotidae. Burung ini memiliki habitat yang luas, sering ditemukan di berbagai jenis lingkungan, seperti hutan sekunder, perkebunan, semak belukar, tepi jalan, dan area terbuka.
Dengan keindahan warna bulu dan kicauannya yang merdu, burung ini menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia ornitologi.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pesona Trucukan, mulai dari taksonomi dan habitatnya yang luas hingga ciri-ciri khasnya yang memukau. Selain itu, kita akan membahas pola makan mereka dan cara mereka berkembang biak. Mari kita melangkah lebih jauh ke dalam dunia pesona burung ini.
Burung yang berasal dari genus Pycnonotus ini adalah jenis burung yang menyukai hidup di tempat-tempat terbuka, semak belukar, hutan sekunder, area perkebunan, hingga tepian jalan. Kecenderungannya untuk hidup berkelompok dapat dilihat ketika bertengger hingga mencari makan.
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Pycnonotidae
Genus: Pycnonotus
Spesies: Pycnonotus goiavier
Nama Binomial: Pycnonotus goiavier
Habitat alami burung Trucuka mencakup berbagai tipe lingkungan. Mereka dapat ditemukan di hutan-hutan, baik hutan primer maupun hutan sekunder. Selain itu, burung ini juga sering berada di daerah pedesaan, kebun-kebun, taman-taman kota, dan tepi jalan.
Mereka memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dengan lingkungan yang beragam. Hal ini membuat mereka cukup sering terlihat di sekitar pemukiman manusia, terutama di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Mereka cenderung memilih habitat yang menyediakan beragam sumber makanan, seperti serangga dan buah-buahan, yang melimpah di lingkungan tersebut. Habitat yang beragam ini mencerminkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan baik dalam mencari makanan dan berinteraksi dengan manusia.
Burung Trucukan memiliki sejumlah ciri-ciri yang khas yang membedakannya dari burung lainnya. Biasanya, burung jantan memiliki postur tubuh yang lebih besar dan gagah dibandingkan dengan betinanya. Salah satu ciri paling mencolok adalah area lingkaran matanya yang berwarna hitam dan jelas, menciptakan kontras yang mencolok dengan bulu-bulunya yang cerah.
Kepala burung ini memiliki bentuk yang ceper, dan ketika mereka membuka paruhnya, kerongkongannya terlihat berwarna kuning. Lehernya tampak kekar dan kuat, menunjukkan keperkasaan burung ini. Bagian dada mereka cenderung memiliki bulu yang lebih gelap, sedangkan bulu ekor mereka mengumpul dengan indah. Ciri-ciri ini membantu pengamat burung mengidentifikasi trucukan dengan lebih mudah di alam liar.
Makanan burung trucukan terdiri dari berbagai jenis serangga, buah-buahan, dan nektar. Mereka menyukai serangga seperti jangkrik, ulat hongkong, dan kroto. Buah-buahan seperti pisang, pepaya, dan jeruk juga menjadi bagian penting dari diet mereka. Selain itu, trucukan juga menyukai nektar bunga dan sering mengunjungi bunga untuk mencari makanan. Makanan ini membantu menjaga keseimbangan gizi dan energi bagi mereka.
Kicauan burung ini memiliki ciri khas yang sangat mencolok. Salah satu ciri utamanya adalah variasi dan tempo kicauan yang sangat rapat. Suara kicauannya sangat mirip dengan suara tembakan, namun memiliki melodi yang merdu dan nyaring. Burung ini seringkali berkicau dengan cepat dan berulang-ulang, menciptakan pola kicauan yang unik dan menghentak.
Selain itu, Trucukan memiliki tingkah laku yang menarik yaitu mengembangkan sayapnya, yang disebut "ngegaruda." Gaya ini sering dilakukan sambil berkicau dan biasanya ditujukan sebagai cara untuk mempertahankan wilayahnya dari gangguan hewan atau burung lain yang mencoba memasukinya. Ngegaruda adalah salah satu tanda identifikasi yang membedakan Trucukan dari jenis burung lainnya dan sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat burung.
Perkembangbiakan burung ini merupakan proses yang menarik dan melibatkan sejumlah tahap penting. Pertama-tama, proses kawin menjadi langkah awal. Pada musim kawin, burung jantan Trucukan akan menarik perhatian burung betina dengan kicauan yang khas dan atraktif. Setelah pasangan terbentuk, mereka akan berusaha membangun sarang.
Sarang biasanya dibuat di pohon, semak belukar, atau bahkan di dalam rumpun bambu. Setelah sarang selesai, burung betina akan bertelur di dalamnya. Proses penetasan telur membutuhkan waktu, dan selama periode ini, burung betina akan duduk di atas telur untuk menjaganya tetap hangat.
Setelah telur menetas, kedua orang tua akan bekerja sama dalam merawat anak-anak mereka. Mereka akan mencari makanan, seperti serangga, untuk memberi makan anak-anaknya. Proses perawatan ini berlangsung hingga anakan burung Trucukan cukup besar dan mandiri untuk mencari makan sendiri.
Selama periode perkembangan ini, burung jantan dan betina akan terlibat dalam merawat keturunan mereka, dan ini merupakan contoh dari kerja sama dalam proses perkembangbiakan burung ini.
Itulah informasi terkait burung Trucukan yang mungkin belum kamu ketahui. Dengan keunikan taksonomi, habitat yang luas, ciri-ciri khas yang memukau, dan pola hidup yang menarik, Trucukan memang layak disebut sebagai salah satu permata alam.