6 Hewan Langka Terancam Punah di Indonesia

01-01-1970

Faunatis.com - Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan Flora dan Faunanya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia juga memiliki daftar hewan yang terancam punah. Mari kita simak di bawah ini 5 hewan langka yang terkenal didunia dan terancam punah.

1. Macan Tutul Jawa

Macan tutul jawa yang benama latin Panthera pardus melas adalah spesies endemik di Jawa dan saat ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Mungkin jumlahnya saat ini kurang dari 100 ekor yang tersisa di alam liar.

Macan tutul jawa bernama latin Panthera pardus melas atau macan kumbang adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa, Indonesia. Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang oranye dan hitam macan kumbang. Macan tutul jawa adalah satwa indentitas Provinsi Jawa Barat.

Hewan ini terancam punah akibat pemburuan liar serta pengrusakan habitat tempat tinggalnya yaitu pulau jawa. Kini hewan ini dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Macan tutul jawa hanya dapat di temui di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Pulau Kangean, dan Pulau Nusakambangan, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, hingga Taman Nasional Alas Purwo,

2. Burung Cendrawasih

Burung Cendrawasih merupakan burung yang menjadi maskot Pulau Papua. Terbagi menjadi 41 spesies, dan tersebar di Papua Barat sebanyak 38 spesiesnya, di pulau torres hingga ke Australia bagian timur. Cendrawasih yang paling terkenal adalah jenis Cendrawasih Kuning Besar atau Cendrawasih Paradise Apoda.

Cendrawasih terkenal karena bulunya yang indah, sayangnya mereka terus-menerus menjadi sasaran perburuan ilegal dan hampir di ambang kepunahan. Biasanya dibunuh dengan panah, bulunya diambil untuk dijual di mal atau hotel secara terbuka. Namun, saat ini Cendrawasih diinginkan hidup-hidup, untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan. Di Jakarta, seekor burung bahkan bisa dijual lebih mahal dibandingkan dengan burung di Papua yang berkisar hingga USD 600.

Meskipun upacara lokal masih diperbolehkan menggunakan bulu Cendrawasih, pemerintah Indonesia telah melarang perdagangan hewan ini. Sayangnya, tidak cukup ketat, karena permintaan pasar masih tinggi.


Burung Cendrawasih juga dijuluki bird of paradise di eropa atau burung dari surga. Namun sangat disanyangkan karena keindahannya, burung cendrawasih menjadi burung yang banyak diburu dan kian langka keberadaannya. Cendrawasih kini menjadi satu satwa yang dilindungi pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.

3. Harimau Sumatera

Harimau sumatera bernama latin Panthera tigris sumatrae adalah spesies terkecil dari semua harimau dan hanya hidup di Sumatera, Indonesia. Kulit harimau sumatera juga lebih gelap dan garis hitamnya lebih rapat, itu yang membedakan mereka dengan spesies harimau yang lain. Sepintas belang harimau terlihat mirip satu sama lain, tetapi sebenarnya belang mereka unik seperti sidik jari manusia.

Harimau sumatera dewasa dapat mencapai 140 kg dan panjangnya dapat mencapai 2,5 m dari kepala hingga ekor. Mereka bisa berlari secepat 65 km/jam. Kucing besar ini membutuhkan wilayah jelajah seluas 25.000 hektar untuk setiap individu.

Habitat asli harimau ini ada di pulau Sumatera. Namun akibat maraknya pemburuan yang dilakukan oleh orang lokal, membuat harimau ini sudah jarang ditemui. Penebangan hutan juga menjadi salah satu faktor yang membuat mereka kehilangan tempat tinggal.

BACA JUGA : 9 Spesies harimau yang ada di dunia.

4. Orang Utan

Orang utan adalah satwa primata yang memiliki kekerabatan paling dekat dengan manusia. Menurut penelitian, orang utan memiliki 96,4% materi genetik yang sama dengan manusia. Orang utan memiliki ciri dengan rambut di seluruh badannya dan berwarna kemerahan. 

Populasi orang utan mengalami penurunan yang luar biasa dalam 100 tahun terakhir. Berdasarkan data WWF, satu abad yang lalu, populasi orang utan diperkirakan mencapai 230.000 ekor. Namun saat ini menyusut hingga kira-kira 50% populasinya. Populasi orang utan Kalimantan kurang lebih saat ini sekitar 104.700 ekor. Diperkirakan juga  populasi orang utan Sumatra sekitar 14.613 ekor dan populasi orang utan Tapanuli diperkirakan hanya sekitar 800 ekor di alam. Orang utan Tapanuli adalah spesies orang utan yang paling terancam. IUCN Redlist menyatakan orang utan berstatus Critically Endangered/CR. Orang utan termasuk dalam Appendiks I CITES yang artinya satwa ini tidak boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia juga melindunginya dengan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

5. Badak Jawa

Badak Jawa adalah spesies badak paling langka dengan 74 hewan yang saat ini hanya bertahan hidup di Indonesia. Badak Jawa sekarang hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon di Indonesia, di mana populasinya tampaknya telah stabil, sebagian besar karena mereka dijaga oleh Unit Perlindungan Badak.

Tidak ada perburuan liar di Ujung Kulon selama lebih dari 20 tahun. Oleh karena itu, populasi mereka perlahan tapi pasti meningkat dan IRF bekerja sama dengan mitra lokal YABI untuk menciptakan habitat yang lebih cocok bagi mereka sehingga populasi mereka dapat terus bertambah. Badak Jawa terakhir di Vietnam ditemukan tertembak dengan culanya dicabut pada tahun 2010.

Saat ini terdapat 74 badak jawa yang bertahan hidup dan hanya berada di Indonesia. Panjang usianya tidak diketahui, tetapi badak Jawa mungkin dapat hidup 30-40 tahun

6. Burung Merak

Burung Merak sering disebut sebagai merak. Merak adalah burung yang sangat besar dan berwarna-warni. Mereka terkenal dengan bulunya yang bisa terangkat ke atas. Bulunya membentuk pola emas seperti mata. Ada dua spesies burung merak di dunia, yaitu Merak India yang bernama latin Pavo cristatus dan Merak Hijau bernama latin Pavo muticus.

Merak India berasal dari India sedangkan Merak Hijau berasal dari Thailand, Malaysia, Burma dan Indonesia. Secara khusus, Merak Hijau di Indonesia hidup di Pulau Jawa. Merak Hijau dikenal dengan nama Merak di Indonesia. Ia dikenal karena bulunya yang indah dan kelangkaannya di alam liar.

Burung merak biasanya hidup secara berpindah pindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Namun sangat disayangkan bahwa jumlah burung merak saat ini sangat sedikit. Hal tersebut diakibatkan oleh perburuan liar dan pembakaran hutan. Burung merak biasanya diburu karena bulunya yang dapat diperdagangkan untuk hiasan atau dekorasi.

Artikel Lainnya