Elang Jawa atau dalam bahasa latin Nisaetus Bartelsi merupakan salah satu spesies burung elang yang berukuran sedang dan berasal dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang hanya terdapat di Pulau Jawa.
Burung ini dapat ditemukan di hampir seluruh hutan-hutan lereng gunung yang ada di Pulau Jawa, di luar itu sangat sulit untuk menemukannya. Habitat Elang Jawa hanya berada di wilayah hutan primer dan daerah peralihan antara dataran rendah dan pegunungan.
Sebagai penguasa langit di Pulau Jawa, burung ini memiliki banyak sekali hal menarik untuk dibahas. Penasaran tidak? Jika kalian penasaran, berikut ini beberapa fakta-fakta Elang Jawa, simak selengkapnya.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan Menteri Kehutanan berjudul Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa pada tahun 2013, kemungkinan jumlah populasi maksimum burung itu hanyalah sebanyak 200 ekor.
Populasi burung ini tidak bisa berkembang pesat karena mereka merupakan tipe burung monogami yang hanya kawin dengan satu pasangan seumur hidupnya.
Elang Jawa termasuk salah satu hewan yang dilindungi karena keberadaannya yang terancam punah. Untuk mencegah hal tersebut, para ilmuwan berusaha melakukan konservasi atas burung ini.
Keberadaanya yang terancam punah disebabkan oleh semakin rusaknya habitat burung ini dan perburuan serta perdagangan ilegal yang diyakini terus meningkat khususnya di kota-kota besar di Jawa.
Dilansir dari jurnal yang berjudul Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa (2013), pada 2004 ada sebanyak 20 ekor Elang Jawa diperdagangkan pada beberapa pasar burung di Pulau Jawa.
Pada tahun itu pula sebanyak 10 ekor Elang Jawa dikirim ke Korea Selatan melalui Jakarta dan 11 ekor dikirim ke Taiwan dan Singapura melalui Surabaya.
Pada 1950, dilakukan sebuah sayembara untuk pemilihan lambang negara. Dari sayembara itu, dipilihlah rancangan Burung Garuda milik Sultan Hamid II dari Pontianak. Kemudian rancangan itu mengalami perbaikan dan masukan dari Presiden Soekarno.
Untuk membedakannya dengan Bald Eagle yang menjadi simbol negara Amerika Serikat, Presiden Soekarno kemudian menambahkan jambul di kepala garuda. Jambul di atas kepala identik dengan Elang Jawa.
Elang jawa merupakan hewan yang setia pada satu pasanganya. Hal itu disebut dengan istilah monogami, itu semua bisa kita lihat kesetiaan elang jawa pada saat mengasuh anakan.
Elang jawa indukan dan juga jantan akan berkoordinasi dengan baik untuk merawat anaknya. Contohnya seperti bergantian pada saat mencari makan dan bergantian menjaga anak di sarang.