Banyak orang menganggap Hyena termasuk ke dalam anjing liar. Faktanya, hyena tidak termasuk dalam kelurga anjing. Hyena merupakan anggota subordo Feliformia, klasifikasi karnivora yang mirip kucing. Hyena merupakan hewan karnivora yang habitatnya tersebar di Afrika dan Asia. Hewan ini kerap disebut pemulung karena seringkali merebut hasil buruan dari predator lainnya. Hyena tersebar dalam tiga spesies yaitu Hyena tutul, Hyena coklat dan juga Hyena belang. Salah satu spesies yang paling banyak tersebar adalah Hyena tutul. Salah satu peneliti dari University of St Andrews, Dr. Sarah Bensoon-Amram, hyena adalah hewan terpintar karena dapat mengatasi masalah secara naluri dan juga dapat ‘berhitung.’
Sarah berhasil menyimpulkan bahwa tingkat kepintaran seekor hewan ditentukan dari cara mengatasi masalah. Hyena mempunyai strata sosial lebih tinggi dari jenis lainnya dan dapat mempertahankan wilayahnya dengan cara memanggil rekan mereka. Hyena akan mengusir hewan lain yang masuk ke wilayahnya dengan cara bergerombol. Hewan ini dapat menghitung jumlah penyusup di wilayahnya dan memperkirakan berapa rekan yang harus hadir untuk mengusirnya. Selain menjadi hewan terpintar, berikut fakta menarik mengenai hyena, yaitu:
Dengan kepala persegi dan tubuh yang kuat, hyena terlihat mirip dengan ras anjing besar.
Kenyataannya, hyena tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan anjing.
Hyena lebih dekat hubungannya dengan kucing, luwak, dan musang, tetapi termasuk dalam famili mamalia yang unik, Hyaenidae.
Ada empat jenis spesies hyena yaitu hyena tutul (Crocuta crocuta), hyena coklat (Hyaena brunnea), hyena loreng/belang (Hyaena hyaena), dan aardwolf (Proteles cristatus).
Diantara keempat spesies tersebut hyena tutul merupakan yang terbesar dengan berat mencapai 95 kg.
Setelah hyena tutul, ukuran terbesar berikutnya adalah hyena coklat dan hyena loreng.
Hyena dengan ukuran terkecil adalah aardwolf dengan makanan utamanya berupa serangga.
Sebagian hyena mengeluarkan suara seperti orang tertawa cekikikan.
Tapi hanya hyena tutul yang mengeluarkan suara seperti itu, dan tentu saja tidak ada hubungannya dengan selera humor.
Sebaliknya, “tawa” hyena merupakan indikasi kegembiraan atau ketundukan pada hyena yang lebih dominan. Hyena tutul juga mengeluarkan berbagai suara yang antara lain digunakan untuk memanggil anak mereka.
Terdapat banyak mitos dan legenda negatif tentang hyena.
Di Tanzania dan India, legenda menyatakan bahwa penyihir mengendarai hyena.
Sebuah agama rakyat Ethiopia menceritakan tentang orang-orang yang memiliki mata jahat dan dapat mengubah diri mereka menjadi hyena.
Pada Abad Pertengahan, hyena diyakini menggali dan memakan mayat orang mati.
Sementara hyena adalah karnivora dan pemakan bangkai, sifat mereka sebenarnya tidak berbeda jauh dengan mamalia pemangsa lainnya.
Hyena tutul tidak hanya makan dari sisa predator lain.
Hyena tutul diketahui lihai dalam berburu dan membunuh secara berkelompok.
Sembilan puluh lima persen dari apa yang dimakan hyena tutul berasal dari hasil berburu.
Sekelompok hyena dapat melahap seluruh tubuh zebra tanpa meninggalkan sisa (termasuk tulang) dalam waktu kurang dari setengah jam.
Namun, hal ini tidak terjadi pada hyena belang yang hidup dengan makan bangkai.
Berbagai spesies hyena hidup di berbagai lokasi Afrika yang berbeda.
Sementara hyena belang lebih menyukai tanah kering dan berbatu di Afrika utara, hyena coklat dan hyena tutul hidup di sub-Sahara Afrika.
Hyena belang biasanya tidak bersuara, kecuali mengeluarkan suara cekikikan yang bisa berubah menjadi suara seperti melolong.
Saat takut, rambut di sepanjang punggung hyena belang bisa berdiri dan membuat ukuran mereka terlihat hampir dua kali lipat.
Hal ini diyakini sebagai upaya untuk menakuti pemangsa yang berukuran lebih besar.
Hyena tutul adalah penghuni Afrika sub-Sahara, salah satu bagian terpanas di bumi.
Sementara hewan lain mungkin bersembunyi di sarang agar tetap dingin, hyena tutul tidur di genangan air atau di bawah semak-semak.
Mereka juga bisa berburu di malam hari, tetapi biasanya lebih memilih untuk mendinginkan diri.
Sangat sulit untuk membedakan hyena jantan dari betina hanya dengan melihat secara sekilas.
Hal ini karena hyena tutul betina memiliki alat kelamin yang tampilan dan fungsinya hampir sama dengan penis pada hyena jantan.
Struktur ini disebut penis-klitoris (pseudopenis), dan disertai dengan struktur yang disebut pseudoskrotum.
Hyena betina kawin, buang air kecil, dan melahirkan anak melalui penis-klitoris ini.
Hal ini membuat kelahiran bayi hyena menjadi proses yang sulit.
60 persen bayi hyena mati lemas karena terjebak di dalam saluran lahir (birth canal) yang sempit dan panjang.
Proses melahirkan juga berbahaya bagi induk hyena karena anak yang sedang dilahirkan bisa merobek lapisan pseudo-penis dan menimbulkan cedera yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, hyena betina hanya memiliki dua puting susu, sehingga bayi hyena harus berjuang dengan saudaranya (saat terdapat lebih dari dua anak hyena) untuk memperebutkan makanan.
Anak yang paling lemah biasanya akan mati kelaparan karena tidak mendapatkan air susu yang cukup.
Hyena memiliki rahang dan gigi yang kuat sehingga memungkinkan mereka memakan bangkai termasuk bagian tulang, tanduk, dan gigi.
Satwa ini kemudian akan memuntahkan tanduk, rambut, dan kuku yang tidak bisa dicerna.
Hyena juga bersedia makan tumbuhan, terutama buah-buahan, serta mungkin memangsa katak, kumbang, atau belalang.
Hyena betina lebih besar, lebih kuat, dan lebih tangguh daripada hyena jantan.
Hyena hidup dalam kelompok besar, dan ketika makanan tersedia, betina dan anaknya makan terlebih dahulu.
Setelah anak hyena jantan cukup umur (pada usia dua atau tiga tahun), mereka diusir dari kelompok dan harus mencari yang baru.
Setelah itu, terserah pada hyena pada kelompok lain untuk memutuskan apakah akan menerima hyena jantan baru ke dalam kelompok mereka atau tidak.
Singa dan hyena berburu makanan yang sama, jadi tidak mengherankan jika mereka terkadang terlibat dalam perkelahian.
Singa biasanya menang, sering dengan melukai atau membunuh hyena.
Namun, sesekali kawanan hyena akan datang untuk membantu. Jika ini terjadi, hyena mungkin bisa mengusir singa.
Para peneliti yang menyelidiki kecerdasan hyena masih berusaha menemukan batas kecerdasannya.
Hyena hidup dalam kelompok yang kompleks dan memiliki aturan sosial yang rumit.
Mereka mampu menggunakan pengalih perhatian dan tipuan untuk mendapatkan makanan atau seks.
Hyena bahkan bisa memecahkan teka-teki kompleks (terkadang lebih efisien daripada primata) atau membuka kotak makan siang.
Terdapat teori bahwa orang Mesir kuno memelihara hyena belang dan menggunakannya sebagai sumber makanan.
Dalam hieroglif kuno, hyena sering digambarkan sedang diburu atau dijinakkan.
Namun, para ahli menduga hal tersebut sekedar penggambaran yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Karena hyena belang makan bangkai, akan sulit untuk memenuhi kebutuhan makannya.
Sementara hyena mungkin pernah bisa dijinakkan, namun kebiasaan ini tidak berlangsung lama.
Rata-rata, hyena tutul bisa hidup selama 20 – 25 tahun di alam liar. Namun dalam penangkaran, umurnya bisa mencapai 40 tahun.
Di sisi lain, hyena loreng bertahan hidup selama kurang lebih 12 tahun di alam liar.
Dalam penangkaran, umur hyena (dubuk) bisa meningkat karena tidak ada ancaman predator serta mendapatkan makanan secara seimbang.
Itulah beberapa fakta tentang Hyena yang telah kami rangkum, lebih enak baca artikel kami sambil memainkan lagu Dermaga Biru – Thomas Arya. Dan ada beberapa hyena yang di pelihara di negara Amerika Serikat. Semoga ulasan kami bermanfaat. Selamat membaca.