Faunatis.com - Apakah kamu tahu bahwa di wilayah Asia Tenggara, terdapat hewan yang sering terlupakan? Namanya adalah beruk, sejenis primata yang kerap kali disamakan dengan orang utan dan monyet.
Hewan ini memiliki satu keunikan khas yang membuat mereka berbeda dari primata lainnya, yakni ekornya yang menyerupai ekor babi.
Namun, ekor uniknya hanyalah 1 dari ciri hewan beruk. Ada banyak lagi karakteristik lain yang dimiliki oleh primata ini, sehingga membuat mereka semakin menarik untuk dipelajari. Apa sajakah itu?
Di bawah ini, Faunatis telah merangkum mengenai apa itu hewan beruk, lengkap dengan ciri khas, perbedaannya dengan monyet, serta upaya melestarikannya.
Jadi, simak ulasannya untuk menambah pengetahuanmu mengenai mamalia satu ini.
Beruk (Macaca nemestrina, bahasa Inggris: southern pigtail macaque, atau Sundaland/Sunda pigtail macaque) adalah jenis primata menarik dan memiliki karakteristik unik yang kerap disamakan dengan monyet maupun orang utan.
Mereka hampir bisa ditemui di seluruh kawasan hutan belahan dunia, terutama di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Karakteristik dari primata ini dikenal dengan tubuh ramping dengan lengan panjang dan kuat yang memungkinkan mereka untuk melompat dari pohon ke pohon dengan keahlian yang luar biasa.
Mereka juga dikenal sebagai hewan herbivora, khususnya pemakan buah-buahan dan daun-daunan. Namun tidak bisa dipungkuri, hewan mirip monyet ini juga terkadang memakan nektar, telur burung, serangga, bahkan kelelawar kecil.
Gigi mereka yang kuat membuat mereka dapat mengunyah hampir segala jenis makanan dengan mudah.
Sayangnya di balik itu semua, hewan beruk adalah salah satu primata yang dihadapkan pada berbagai ancaman, termasuk hilangnya habitat alami mereka akibat pembabatan hutan, perburuan ilegal, dan perdagangan hewan liar.
Beberapa spesies bahkan tengah terancam punah sehingga dibutuhkan upaya konservasi yang lebih besar diperlukan untuk melindungi mereka.
Untuk mengatasi ancaman ini,organisasi konservasi dan pemerintah bekerja sama untuk melindungi habitat beruk dan memberlakukan larangan perburuan.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan perlindungan hewan-hewan seperti beruk juga menjadi sangat penting.
Sudah disinggung sebelumnya, hewan ini dikenal dengan ekor yang mirip dengan milik babi karena tidak mempunyai bulu sama sekali. Namun, itu hanya 1 dari sejumlah karakteristik lainnya yang dimiliki oleh hewan ini.
Ciri-ciri lainnya dari hewan beruk adalah:
Dua spesies beruk yang paling dikenal adalah beruk sumatera (Pongo abelii) dan beruk kalimantan (Pongo pygmaeus).
Dari kedua jenis ini, jenis beruk jantan dapat mencapai tinggi sekitar 1,2 hingga 1,5 meter dan berat hingga 90 kilogram, menjadikannya salah satu primata terbesar di dunia.
Sementara itu, betina beruk memiliki ukuran yang lebih kecil dengan tinggi sekitar 0,8 hingga 1 meter dan berat sekitar 30 hingga 50 kilogram.
Mereka juga dikenal memiliki bulu yang panjang, tebal, dan berwarna cokelat kemerahan atau cokelat tua. Bulu ini memberikan perlindungan dan isolasi dari kondisi lingkungan yang berbeda di hutan-hutan tropis di mana mereka tinggal.
Bagian ini membentuk lapisan pelindung di seluruh tubuh mereka, kecuali wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.
Karakteristik lainya yang dimiliki oleh hewan ini adalah bentuk wajahnya. Beruk memiliki hidung yang lebar dan pipi kembung. Untuk jenis jantan sendiri mempunyai ciri tambahan berupa jambul di atas kepala dan di sekitar leher yang disebut "tambul".
Tambul ini merupakan tanda kedewasaan seksual pada jantan beruk dan memberikan penampilan yang menonjol bagi mereka.
Beruk memiliki kaki dan lengan yang kuat serta cengkraman yang kuat. Adanya hal ini memungkinkan mereka untuk memanjat pohon dengan mudah dan efisien.
Biasanya, mereka akan menggunakan lengan mereka yang panjang untuk melintasi cabang-cabang di pepohonan dan dapat melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan keahlian yang luar biasa.
Kemampuan memanjat ini membuat hewan ini dapat berlindung dari predator dan memungkinkan mereka mencari makanan serta mencapai sumber daya di lingkungan mereka.
Hewan beruk adalah primata arboreal, yang berarti mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon daripada di tanah. Mereka memiliki adaptasi anatomi yang memungkinkan bergerak dengan mudah di antara ranting-ranting pohon.
Kaki dengan jari-jari fleksibel dan cengkeraman kuat juga memungkinkan hewan ini dapat menjaga keseimbangan saat bergerak di antara cabang-cabang pohon.
Meski berasal dari spesies yang sama, sebenarnya beruk dan monyet adalah 2 hewan yang berbeda. Namun, keduanya acap kali disamakan sehingga menimbulkan kekeliruan bagi orang awam.
Untuk memperdalam wawasanmu, berikut beberapa perbedaan beruk dan monyet yang penting untuk diketahui dari berbagai aspek.
Perbedaan beruk dan monyet yang pertama terlihat dari penampilannya. Umumnya, monyet memiliki ekor lebih panjang dan lebih fleksibel dibandingkan beruk.
Ekor ini berfungsi sebagai alat keseimbangan saat mereka melompat dari satu cabang ke cabang lainnya.
Sebaliknya, beruk memiliki ekor yang lebih pendek dan kaku. Mereka menggunakan ekor mereka untuk menjaga keseimbangan saat mereka bergerak melalui pepohonan.
Perilaku monyet dan beruk juga memiliki perbedaan yang mencolok. Monyet cenderung lebih aktif dan lincah. Mereka sering bergerak dalam kelompok besar dan menggunakan komunikasi vokal serta ekspresi wajah untuk berinteraksi satu sama lain.
Sementara itu, hewan beruk adalah tipe yang lebih pemalu dan kurang aktif. Mereka cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bergerak perlahan dan hati-hati di atas pohon.
Mereka jarang terlihat melompat atau bergerak dengan cepat seperti monyet. Mereka memiliki tingkat aktivitas yang lebih rendah dan lebih suka menjaga jarak dari gangguan atau ancaman.
Habitat kedua jenis primata ini juga berbeda. Monyet umumnya ditemukan di berbagai habitat seperti hutan hujan, hutan tropis, dan padang rumput. Mereka memiliki penyebaran yang luas di berbagai wilayah di dunia, termasuk Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.
Sementara itu, habitat beruk terutama ditemukan di hutan-hutan tropis di Asia Tenggara. Mereka memiliki preferensi hidup di pepohonan dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap hutan sebagai tempat mencari makanan dan tempat berlindung.
Perbedaan lain antara monyet dan beruk terletak pada pola makan mereka. Monyet adalah hewan omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, daun, bunga, serangga, dan kadang-kadang daging kecil.
Mereka memiliki keanekaragaman pola makan yang lebih besar dibandingkan beruk.
Di sisi lain, beruk cenderung menjadi pemakan tumbuhan. Mereka lebih sering memakan daun, batang, kulit kayu, buah-buahan, dan biji-bijian.
Ketergantungan mereka pada sumber makanan tumbuhan menjadikan mereka penting dalam penyebaran biji-bijian melalui kotoran mereka.
Di balik keunikannya sebagai spesies primata, hewan ini harus menghadapi kondisi yang membuat habitat mereka terancam punah. Dalam mencegah hal ini, dibutuhkan kesadaran sekaligus upaya dalam melestarikan mereka.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mendukung konservasi beruk:
Penting untuk melindungi hutan-hutan tempat beruk tinggal. Membatasi pembabatan hutan ilegal dan merancang kawasan konservasi yang melindungi habitat beruk sangat penting.
Ini bisa dilakukan melalui pengaturan taman nasional, cagar alam, atau kawasan lindung.
Penting untuk memberlakukan hukum yang ketat terhadap perburuan ilegal dan perdagangan hewan liar. Ini melibatkan kerjasama antara pemerintah, penegak hukum, dan organisasi konservasi untuk memastikan bahwa pelanggaran hukum ini ditindak secara tegas.
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi dan perlindungan hewan beruk merupakan langkah penting. Dengan meningkatkan kesadaran publik, kita dapat mempromosikan sikap peduli terhadap beruk dan habitat alaminya.
Program pendidikan di sekolah-sekolah, kampanye sosial, dan pameran tentang keanekaragaman hayati dapat membantu mengubah sikap dan perilaku manusia.
Penelitian ilmiah tentang perilaku, ekologi, dan populasi beruk dapat memberikan wawasan penting untuk upaya konservasi.
Memantau populasi dan memahami perubahan dalam habitat beruk akan membantu mengidentifikasi masalah dan mengarahkan langkah-langkah perlindungan yang lebih efektif.
Beruk adalah hewan yang tersebar di beberapa negara, oleh karena itu kerjasama internasional sangat penting.
Negara-negara dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam melindungi beruk, serta bekerja sama dalam program konservasi lintas batas.
Melindungi beruk adalah penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Hewan-hewan yang menggemaskan ini memainkan peran penting dalam penyebaran biji-bijian dan pemuliaan tanaman, serta menjaga kelestarian hutan sebagai paru-paru dunia.
Dengan memahami nilai dan keunikan hewan beruk, serta berkomitmen untuk melindungi mereka, kita dapat mewariskan keajaiban alam ini kepada generasi mendatang.