Faunatis.com - Ayam hutan adalah salah satu jenis unggas yang hidup di hutan secara liar. Pada dasarnya, ayam hutan memiliki genus yang sama dengan ayam kampung. Tak hanya itu, dari segi perilaku dan bentuk tubuhnya juga serupa dengan ayam peliharaan pada umumnya.
Akan tetapi, ayam hutan memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang lebih kecil dari pada ayam kampung. Ayam yang hidup liar di hutan ini adalah nenek moyang dari ayam kampung.
Untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang ayam hutan ini, yuk simak ulasannya dibawah ini.
Ayam hutan merupakan jenis unggas yang berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar. Ayam liar ini juga merupakan unggas omnivora, karena ayam ini sama dengan jenis ayam pada umumnya yakni memakan rumput, daging, dan biji-bijian.
Klasifikasi ayam hutan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus spp.
Terdapat beberapa ciri khusus yang ditonjolkan dari ayam yang hidup liar di hutan, antara lain :
Terdapat empat spesies ayam hutan yang tersebar di India, Sri Lanka, hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia, antara lain :
Memiliki nama ilmiah Gallus gallus, ayam hutan merah merupakan unggas dari suku Phasianidae dengan ukuran tubuh sedang dan panjang sekitar 78 cm. ayam hutan merah betina memiliki tubuh yang lebih kecil yakni sekitar 46 cm.
Ayam hutan merah ini memiliki muka yang berwarna merah, iris mata cokelat, bulu pada punggung berwarna hijau gelap dan warna bulu pada bagian bawah hitam mengkilap. Bulu-bulu ayam hutan merah pada bagian leher, tengkuk, dan mantel berbentuk panjang meruncing dnegan warna kuning keemasan.
Kaki ayam hutan merah berwarna kelabu dengan satu taji pada masing-masing kaki jantan. Sedangkan betinanya, kakinya tidak bertaji, memiliki bulu lebih pendek dengan warna dominan cokelat tua kekuningan dengan garis dan bintik gelap.
Ayam hutan hijau memiliki nama ilmiah Gallus varius. Unggas liar ini diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan yang kita kenal saat ini. Di beberapa daerah di Indonesia, ayam ini memiliki banyak istilah seperti canghegar di Sunda, ayam alas di Jawa, ajem allas ataupun tarattah di Madura.
Dalam bahasa Inggris, ayam ini diketahui dengan nama Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, ataupun Green Javanese Junglefowl cocok warna serta asalnya. Ayam hutan hijau memiliki ukuran tubuh dengan panjang 60 cm pada ayam jantan dan 42 cm pada ayam betina.
Berbeda dengan ayam hutan merah, ayam hutan hijau mempunyai jengger yang tidak bergerigi. Jenggernya berbentuk bulat pada bagian tepi, bercorak merah serta kebiruan pada bagian tengahnya.
Memiliki nama ilmiah Gallus sonneratii, ayam hutan kelabu merupakan unggas dengan ukuran sedang dan panjang sekitar 80 cm. ayam hutan kelabu betina berukuran lebih pendek yakni sekitar 38 cm. unggas ini mempunyai bulu pada bagian leher, tengkuk, dan mantel berwarna kelabu berbintik hitam putih.
Muka ayam hutan kelabu berwarna merah dnegan ebrcak putih pada bagian telinga, paruhnya kuning kecokelatan, iris mata kuning, ekor hitam keunguan dengan bulu tengan panjang dan melengkung ke bawah. Bagian bawah tubuh ayam ini terdapat garis putih.
Ayam hutan kelabu memiliki kaki berwarna kuning kemerahan lengkap dnegan sebuah taji pada masing-masing kaki pada ayam jantan. Sementara ayam hutan kelabu betina tidak memiliki taji dan memiliki bulu lebih pendek, berwarna cokelat tua dengan bulu seperti sisik putih kecokelatan pada bagian bawah.
Sesuai dengan namanya, ayam hutan ini merupakan spesies endemik Sri Lanka. Sebutan lain untuk ayam hutan sri lanka adalah ayam hutan ceylon. Pemberian nama ilimiah Gallus lafayetii diberikan oleh peneliti asal Perancis Gilbert du Motier. Penyebarannya meliputi wilayah hutan di Kitulgala, Yala, dan Sinharaja.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai ayam hutan lengkap dengan klasifikasi, ciri-ciri dan jenisnya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi semua pembaca.