Faunatis.com - Banyak orang mungkin familiar dengan tanaman yang satu ini. Ya, melinjo biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat sayur asem dan juga emping.
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tanaman berbiji terbuka yang banyak dimanfaatkan bagian biji dan daunnya. Tanaman ini dapat tumbuh subur di iklim tropis.
Melinjo dapat tumbuh hingga mencapai umur ratusan tahun dengan hasil panen yang melimpah. Bagian daun hingga buah melinjo sering dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain dijadikan olahan makanan, melinjo juga menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap seputar tanaman melinjo. Simak ulasannya di bawah ini.
Dibeberapa daerah di Indonesia, melinjo dikenal dengan berbagai sebutan, seperti maninjo dalam bahasa Makasar, ku’lang dalam bahasa Selayar, belinjo, mlinjo dalam bahasa Jawa, dan tangkil dalam bahasa Sunda.
Sementara itu, di beberapa daerah di kawasan Asia Tenggara mengenal Gnetum gnemon Linn dengan sebutan bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog). Khalet (bahasa Kamboja), dan bidau (bahasa Melayu Kapuas Hulu).
Berikut adalah klasifikasi ilmiah tanaman melinjo, yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Gnetopsida
Subkelas : Gnetidae
Ordo : Ephedrales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Pohon melinjo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan tanaman lainnya, antara lain :
Tanaman maninjo memiliki akar tunggang berwarna coklat hingga keabu-abuan gelap yang mampu merayap di permukaan tanah. Akar tanaman ini mampu menembus tanah hingga kedalaman 3 smpai 5 meter dan bahkan bisa lebih. Selain itu, akar maminjo memiliki fungsi sebagai alat untuk menyokong pohon agar dapat berdiri tegak serta menyerap air dan unsure hara di dalam tanah.
Melinjo mempunyai batang berbentuk bulat memanjang dengan diameter sekitar 10 sampai 20 cm. batang tanaman ini dapat tumbuh tegak mencapai 15 sampai 20 meter dengan permukaan batang yang rata. Batang tersebut memiliki percabangan monopodial yang terlihat cukup jelas, besar, dan panjang.
Daun melinjo tergolong dalam daun tungga dengan bentuk oval dan terdiri dari beberapa helaian daun, bagian tepi yang rata, daun yang saling duduk berhadapan, serta bentuk tulang yang menyirip. Permukaan bagian dalam daun melinjo memiliki serabut halus berwarna putih.
Bunga tanaman melinjo termasuk bunga tidak sempurna, karena terpisah antara bunga jantan dengan bunga betinanya. Terdapat benang sari di bagian bunga jantan, serta pada bunga betina terdapat karangan bulir. Umumnya, dalam proses penyerbukan akan memerlukan bantuan angin, hewan, air, dan juga manusia.
Tanaman melinjo mempunyai biji terbuka dengan lapisan luar yang keras serta memiliki selaput pelindung dengan tandan bunga yang berdaging. Biji tanaman ini berwarna hijau muda jika belum matang dan berubah menjadi merah pekat ketika sudah masak.
Habitat
Pohon maninjo atau melinjo dapat tumbuh subuh di daerah bertanah liat atau lempung, tanah kapur, atau tanah berpasir, dan tidak akan tumbuh optimal di tanah tergenang air. Ketinggian idel untuk habitat tumbuh melinjo yaitu antara 0 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Maninjo cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan karena tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi serta tidak hanya tumbuh di iklim tertentu. Meski demikian, tanaman melinjo banyak dijumpai di daerah beriklim kering hingga tropis. Umumnya, tanaman ini tersebar di kawasan Asia Tenggara, kecuali daerah pantai karena kadar garamnya yang tinggi.
Terdapat setidaknya 3 klasifikasi varietas melinjo, antara lain :
Jenis ini meruakan melinjo dnegan ukuran buah yang kecil. Jika diamati secara seksama, bentuknya sedikit bulat dan menghasilkan buah yang cukup lebat.
Merupakan jenis melinjo dengan ukuran buah yang jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan melinjo kerikil. Jenis melinjo ketan saat berbuah akan sangat lebat.
Melinjo gentong merupakan jenis melinjo dengan ukuran paling besar dan berbentuk bulat. Sayangnya, melinjo jenis ini menghasilkan buah yang kurang lebat.
Populasi tanaman melinjo di Indonesia bisa dibilang aman. Pohon ini banyak ditemukan di daerah pedesaan di sekitar gunung merapai dan merbabu. Akan tetapi, menurut catatan ilmiah dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), status melinjo adalah Least Concern atau berisiko rendah.
Demikian informasi mengenai tanaman melinjo, semoga bermanfaat. Temukan informasi menarik seuptar flora dan fauna lainnya hanya di Faunatis.com.