Mengenal Pohon Keruing, Flora yang Mendominasi Pulau Kalimantan

03-05-2022

Faunatis.com - Hutan menyimpan berbagai macam tumbuhan yang banyak mendukung manfaat hutan bagi kehidupan makhluk hidup bumi. Dari banyaknya jenis tumbuhan, salah satu jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah pohon keruing.

Pohon keruing merupakan jenis pohon yang memiliki ukuran tinggi besar dengan batang pohonnya yang sering dimanfaatkan untuk beberapa kebutuhan perkayuan dan kontruksi. Artikel ini akan membahas tentang seluk beluk pohon keruing.

Klasifikasi Ilmiah Pohon Keruing

Kingdom  : Plantae

Divisi        : Magnoliophyta

Kelas        : Magnoliopsida

Ordo         : Malvales

Famili       : Dipterocarpaceae

Genus      : Dipterocarpus

Morfologi dan Persebaran Pohon Keruing

Genus ini memiliki batang pohon besar dan cenderung menjadi pohon dominan di hutan. Secara morfologi, tanaman ini berupa pohon berukuran sedabg sampai besar. Pohon dengan nama lokal Palahlar ini tumbuh dalam hutan primer dengan ketinggian 800 – 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Ketinggian tajuknya dapat mencapai 65 meter. Batang tanaman ini berbentuk lurus dan bulat dengan gemang mencapai lebih dari 150 hingga 260 cm. Apabila kita melukai batang dan rantingnya, pohon tersebut akan mengeluarkan resin yang berlimpah.

Daun pohon keruing berseling, tunggal, seperti jangat, sangat bervariasi ukurannya dengan urat daun sekunder menyirip lurus jelas terlihat di sisi bawah daun. Helaian daun pohon keruing menggelombang dan melipat diantara urat daun sekunder

Tumbuhan ini menyebar dari India, Burma, Vietnam hingga Indonesia. Di Indonesia, flora ini tumbuh di Aceh, Bali, Lombok, Sumbawa, dan Jawa bagian barat.

Manfaat Pohon Keruing

Berikut dijelaskan tentang manfaat pohon keruing, yakni :

  • Pemanfaatan kayu keruing

Pohon keruing dinilai penting untuk produksi kayunya. Kayu keruing terkenal pada industry pengolahan kayu dan merupakan salah satu jenis kayu komersial yang secara luas telah menjadi bahan baku di industri pengolahan kayu. Pohon keruing menghasilkan kayu bangunan umum, baik untuk konstruksi menengah maupun berat.

Hampir semua jenis kayu keruing mempunyai struktur, warna, kekuatan dan keawetan yang serupa. Pada umumnya, kayu dari jenis Dipterocarpus mudah dan cepat menyerap zat pengawet seperti kreosot atau campuran pengawet dasar tembaga kromium-arsen.

Karena sifatnya yang sangat awet, biasanya kayu jenis ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan rumah, bahan bubur kayu untuk pembuatan kertas, perahu, ataupun perabotan rumah tangga. Kayu keruing yang melewati proses pengawetan bisa tahan hingga dua puluh tahun dalam penggunaanya. Kayu flora ini juga biasa digunakan masyarakat untuk membuat arang. Namun untuk memperoleh kayu keruing, kita harus menebang pohon keruing. Artinya, pemanfaatan pohon keruing hanya bisa sekali saja.

  • Manfaat minyak keruing

Salah satu pemanfaatan pohon keruing secara berulang-ulang adalah mengambil hasil hutan bukan kayu berupa minyak keruing. Minyak dari flora ini memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai biomedis dan biokosmetik.

Minyaknya yang berupa resin cair (oleoresin) juga digunakan pengrajin sebagai pernis bangunan interior.

Ada juga yang memanfaatkan minyak keruing ini sebagai bahan obat-obatan. Warga India telah menggunakan minyak tersebut secara turun-temurun dalam pengobatan. Secara tradisional, oleoresin tanaman ini digunakan sebagai obat pelancar kencing dan untuk menangani luka infeksi. Oleoresin tersebut mengandung humulene, β-caryophyllene dan sesquiterpene alcohol.

Menurut ahli, oleoresin ini dapat digunakan sebagai obat karena memiliki beberapa aktifitas farmakologi. Sayangnya, tingginya permintaan minyak keruing mengakibatkan ancaman terhadap keberadaan pohon keruing liar yang masih tersisa di hutan atau alam.

Demikian ulasan mengenai pohon keruing, semoga bermanfaat. Dapatkan informasi menarik mengenai flora dan fauna lainnya hanya di Faunatis.com.

Artikel Lainnya