Faunatis.com - Tahukah kamu, ubur-ubur sudah hidup di Bumi sejak ratusan juta tahun lalu. Hewan ini adalah makhluk hidup laut yang sederhana. Spesie laut ini mempunyai bentuk tubuh yang unik seperti jelly dan melayang-layang dalam arus air laut.
Ubur-ubur tidak memiliki otak, tulang, paru, usus, dan segala sistem organ rumit yang sering ditemui di makhluk hidup lain. Meski demikian, hewan ini tetap memiliki jaringan yang terorganisasi serta sistem saraf yang menandakan sederhananya makhluk ini.
Keunikan hewan laut ini terlihat dari gerakannya yang terlihat seperti mendorong dan memompa air agar bia bergerak. Selain itu, ada pula jenis ubur-ubur yang bergerak melayang dalam kondisi terbalik.
Lalu, kira-kira apa keunikan lain dari hewan laut satu ini? Untuk menjawab rasa penasaranmu, yuk simak artikel di bawah ini.
Ubur-ubur merupakan hewan tak bertulang belakang dari kelas Schyphozoa. Berikut adalah klasifikasi ilmiah ubur-ubur:
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scryphozoa
Ordo : Coronatae, Semaeostomeae, dan Rhizostomae
Dilihat dari taksonominya, dapat disimpulkan bahwa istilah ubur-ubur digunakan untuk menyebut kelompok satwa yang berada dalam kelas Schyphozoa. Untuk spesies yang lebih spesifik biasanya akan diberi tambahan nama belakang, seperti ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan jelantang laut (Chrysaora quinquecirrha).
Ubur-ubur umumnya memiliki ukuran tubuh yang relative kecil, yaitu antara 2 sampai 40 cm. meskipun demikian, terdapat beberapa spesies yang ukurannya sangat besar hingga mencapai 1 atau 2 meter.
Ubur-ubur merupakan hewan laut yang hidup tanpa kepala yang hanya berupa tubuh dan tentakel. Bahkan mulut dan anusnya berada pada lubang yang sama. Sisi tubuh yang berdekatan dengan mulut disebut oral, dan sisi yang jauh dari mulut disebut aboral. Tubuh ubur-ubur transparan karena 95 persen unsure penyusun badannya adalah air, sehingga memudahkan proses penyamaran. Jika dilihat sepintas, ubur-ubur tampak seperti riak air yang bergerak.
Tubuh ubur-ubur dewasa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni medusa dan polip. Ubur-ubur dengan bentuk polip berarti hidup menempel pada sesil atau substrat di dasar laut, sedangkan ubur-ubur berbentuk medusa mirip seperti cangkir terbalik dan mampu berenang bebas di lautan.
Ubur-ubur medusa dapat berenang bebas karena pada tubuhnya terdapat mesoglea yang memiliki tekstur elastic dan tebal. Jenis spesies ini mampu bergerak di air dengan cara meluncur kemudian mengembalikan bentuk tubuhnya. Hewan laut ini mempunyai simetri radial.
Terdapat perbedaan yang paling mencolok antara ubur-ubur medua dan ubur-ubur polip yakni arah mulut dan tentakelnya. Ubur-ubur polip memiliki tubuh berbentuk tabular dengan mulut dan tentakel yang mengarah ke bagian atas, sedangkan ubur-ubur medusa memiliki mulut dan tentakel yang mengarah ke bawah.
Ubur-ubur merupakan biota laut yang tidak memiliki otak maupun sistem saraf pusat. Hewan laut ini hanya mengandalkan jaringan saraf berupa neuron untuk merespon rangsangan yang didapatnya. Ubur-ubur juga memanfaatkan silisa yang terdapat pada sel penyengat atau knidosit pada tentakel sebagai alat pendeteksi. Silia tersebut mempunyai kemampuan untuk mendeteksi berbagai jenis zat kimia seperti bau dan berfungsi saat terjadi kontak fisika.
Ubur-ubur merupakan hewan dipoblastik yang artinya memiliki dua lapis sel utama. Spesies yang lebih kompleks biasanya dilengkapi dengan tiga lapis sel utama yang disebut triploblastik. Kedua lapis sel utama pada ubur-ubur yakni eksoderm yang berada di sebelah luar dan gastoderm yang berada di dalam.
Habitat ubur-ubur biasa ditemukan di kawasan perairan seluruh dunia, baik pada laut ataupun samudera. Terdapat jumlah spesies yang sangat banyak pada ubur-ubur. Diketahui, bahwa biota laut ini mampu bertahan hidup di perairan air hangat laut tropis dan juga perairan air yang sangat dingin di wilayah kutub selatan dan kutub utara.
Demikian informasi seputar ubur-ubur, semoga bermanfaat. Dapatkan informasi menarik seputar flora dan fauna lainnya hanya di Faunatis.com.