Faunatis.com - Pohon bidara termasuk dalam golongan tumbuhan berkayu walaupun ukuran batangnya relatif kecil, sehingga tampak seperti kelompok perdu. Secara internasional, tanaman ini dikenal dengan sebutan Chinese Apple, Jujuba, dan Indian Plum.
Penamaan tersebut berdasarkan habitatnya yang berasal dari Kawasan Asia. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa penamaan untuk tanaman ini, yakni widara bagi masyarakat Jawa dan Sunda, di Bali dikenal dengan sebutan bekul, dan oleh masyarakat Sumba disebut dengan kalangga.
Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah pohon bidara, yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies : Ziziphus mauritiana
Berdasarkan ciri fisiknya, pohon bidara tergolong ke dalam tanaman perdu atau semak. Hal tersebut dapat dilihat dari kesatuan daun serta bunganya yang membentuk tajuk menyerupai payung rindang.
Berikut dijelaskan ciri-ciri dari pohon bidara, antara lain :
Sebagai tanaman perdu, pohon bidara memiliki batang berukuran kecil namun berkayu. Batang tanaman ini tumbuh tegak dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 15 meter dengan diameter batang maksimal 40 cm.
Batang pohon bidara ditutupi kulit berwarna abu-abu gelap hingga kehitaman dengan tekstur pecah-pecah secara tidak beraturan. Batangnya juga memiliki ruas dan mempunyai duri kemerahan yang cukup tajam di setiap ruasnya.
Percabangan batangnya tumbuh menyebar dan menjuntai ke bawah, serta memiliki ranting yang juga tumbuh tidak beraturan dan berbulu halus.
Daun pohon bidara berbentuk oval atau bulat telur denagn warna hijau tua yang mengkilap pada bagian permukaannya. Tepi daun bidara tumpul dan bagian bawahnya berwarna agak putih hingga cokelat dengan bulu halus. Ukuran daun bidara yakni panjangnya sekitar 2 hingga 9 cm dan lebarnya 1,5 hingga 5 cm.
Jumlah pertulangan pada daun bidara ada tiga. Pertulangan daun dumali dari pangkal hingga ke ujung daun. Daun bidara adalah jenis daun tungga yang tumbuh secara berselang-seling.
Bunga yang dihasilkan oleh pohon bidara berwarna putih hingga kekuningan dengan bentuk yang menyerupai bintang. Bunga tanaman ini tergolong ke dalam bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun berjumlah dua hingga tiga kuntum. Bunga bidara memiliki ukuran diameter yang sangat kecil, yakni sekitar 2 hingga 3 mm dan mengeluarkan aroma yang harum.
Jumlah kelompok bunga di setiap kuntumnya adalah lima helai dan tergolong sebagaia bunga bersifat Protandrous. Sifat ini menunjukkan bahwa benar sari yang lebih dulu memasuki tahap kematangan daripada putiknya. Oleh sebab itu, proses penyerbukan pohon bidar aini sangat bergantung pada bantuan serangga.
Pohon bidara menghasilkan buah yang berbentuk seperti tomat. Saat masih muda, buahnya akan berwarna hijau muda dan akan berubah menjadi oranye hingga kemerahan ketika sudah masak. Rasa daging buah bidara cukup manis dan warna daging buah putih.
Buah bidara yang terlalu masak, dagingnya akan berubah menjadi agak kekuningan, kenyal dan mengeluarkan aroma yang khas dan menyengat. Ukuran buahnya rata-rata panjangnya sekitar 6 hingga 4 cm.
Pohon bidara merupakan jenis pohon yang dapat beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan. Namun, tanaman ini lebih menyukasi lingkungan yang kering dan panas. Terlebih lagi jika didukung oleh curah hujan rata-rata antara 15 hingga 125 mm per tahun.
Sementara itu, suhu optimal untuk pertumbuhan pohon bidara paling rendah diantara 7 hingga 13 derajat Celcius dan paling tinggi diantara 37 hingga 38 derajat Celcius. Di Indonesia, tanaman ini rata-rata tumbuh di daerah pada ketinggian 400 meter dpl.
Terdapat kandungan senyawa tanin sebanyak 7 persen di bagian akar dan kulit batang pohon bidara. Senyawa tersebut juga dapat ditemukan pada bagian daunnya namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Tanin merupakan senyawa yang bisa memberikan efek kehitaman jika dilarutkan dalam air.
oleh karena itu, bagian akar, kulit batang, serta daunnya jika dicampur ke dalam larutan dapat menjadi pewarna hitam yang alami. Hanya saja, proses pembuatan warn aini masih harus memerlukan campuran zat lainnya agar lebih maksimal.
Buah bidara memiliki rasa yang khas antara asam dan manis. Oleh sebab itu, buahnya cocok jika dijakdikan manisan dan jjuga dapat dikonsumsi secara langsung. India merupakan salah satu negara yang sering mengolah buah bidara menjadi manisan.
Sementara itu, di Kawasan Asia Tenggara, buah bidara dikonsumsi dengan menambahkan garam ketika masih muda dan buah yang masak biasanya akan dikeringkan. Buah yang kering kemudian diolah kembali menjadi serbuk agar lebih tahan lama. Di Indonesia, daun bidara yang masih muda juga digunakan sebagai campuran sayur.
Sebagai tanaman yang memiliki sistem pearakaran tunggang, pohon bidara sangat cocok dijadikan sebagai tanaman pengendali erosi. Banyak masyarakat yang menanam pohon ini di tepi sungai untuk mencegah erosi dan menstabilkan kondisi tanah sebagai bentuk upaya reklamasi.
Pada bagian daun bidara diketahui memiliki kandungan yang cukup efektif untuk mengobati masalah jerawat, menghilangkan keriput dan lingkaran hitam di sekeliling mata, serta mempercepat penyembuhan luka yang ada dikulit.
Demikian informasi lengkap seputar pohon bidara, semoga bermanfaat. Temukan informasi menarik seputar flora dan cauna lainnya hanya di Faunatis.com.