Faunatis.com - Pohon jati adalah jenis pohon dengan nama ilmiah Tectona Grandis Linn. F. Kayu yang dihasilkan oleh pohon ini merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki kualitas tinggi.
Disebut sebagai penghasil kayu dengan kualitas tinggi adalah karena kayunya sangat kuat dan awet sehingga banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia, misalnya bahan baku furniture, mebel, peralatan rumah tangga dan lainnya.
Pohon jati dengan mutu terbaik biasanya diperoleh dari pohon yang usianya lebih dari 80 tahun. Dengan kata lain, semakin tua pohon jati maka akan menghasilkan kualitas jati yang lebih baik.
Salah satu keunikan dari pohon ini adalah caranya beradaptasi dengan lingkungan. Pohon jati menyesuaikan diri saat musim kemarau dengan cara menggugurkan daunnya.
Masih banyak lagi keunikan dari pohon ini, untuk mengetahui mari kita bahas satu per satu mulai dari klasifikasi, ciri-ciri dan perilakunya. Simak selengkapnya!
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Kelas Angiospermae
Subkelas Dicotyledonae
Ordo Verbenales
Famili Verbenaceae
Genus Tectona
Species Tectona grandis Linn. f.
Pohon ni termasuk jenis tanaman yang sering ditemukan di wilayah Indonesia. Bentuknya tinggi besar dengan daya tahan yang kuat dan stabil. Tanaman ini tumbuh subur di tempat yang memiliki curah huja antara 1200 – 2000 mm per tahun.
Berikut ini ciri-ciri pohon jati dan karakteristiknya antara lain:
Saat masih muda, akar tanaman ini berkembang pesat. Namun, tidak lama kemudian akar tunggangnya bercabang sehingga menutupi akar utamanya.
Arah tumbuh akarnya ke samping dan bercabang lagi menghadap tegak lurus ke bawah. Apabila tanahnya subur dengan aerasi dan air tanah, dalam susunan akar dapat mencapai 1,5-2 meter.
Tapi, jika tanahnya gersang maka susunan akarnya sangat dangkal yaitu berkisar antara 70-80 cm saja. Karena kedalaman akarnya, pohon jati tahan terhadap segala guncangan dan terpaan angin.
Pohon ini mampu tumbuh dengan diameter batang pohon berukuran 1,8 meter hingga 2,4 meter dengan ketinggian pohon mencapai 40 meter hingga 45 meter, serta tinggi bebas cabang sekitar 20 meter hingga 25 meter.
Batang jati tumbuh tegak lurus dengan bentuk yang silindris dan tipe percabangan tetragonal. Kulit batang jati berwarna kuning keabuan dan berstruktur retak atau pecah dangkal dengan alur memanjang batang.
Sebagai tumbuhan dikotil, Daun jati memiliki bentuk seperti bulat telur terbalik dan menempel pada batang secara berpasangan. Permukaannya ditumbuhi bulu halus pada sisi atas serta bawah.
Pada musim kemarau, daun pohon ini akan menggugurkan daunnya atau bersifat meranggas. Tujuan pohon jati menggugurkan daunnya adalah untuk beradaptasi pada kondisi cuaca yang kering dan air hujan yang berkurang.
Bunga jati mempunyai bunga biseksual yang akan berbunga pada musim penghujan atau sekitar bulan Oktober sampai November di pulau Jawa.
Bentuk bulirnya bercabang dan tersusun, panjangnya sekitar 40-70 cm, berbulu halus, berwarna putih, dan berkelamin dua. Apabila sudah waktunya berbunga maka tajuk akan berwarna keputihan.
Buah dari pohon jati berbentuk drupe dan termasuk dalam biji orthodoks yang dapat dipanen pada bulan Mei hingga September.
Pohon jati cocok tumbuh di kawasan iklim tropis di Indonesia. Iklim tropis yang memiliki kondisi dan cuaca dengan curah 1200 hingga 1300 mm per tahun dan kelembaban 60% hingga 80% sangat mendukung bagi pertumbuhan jati.
Di Indonesia sendiri pohon jati yang bernilai tinggi banyak ditemukan di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Blora. Jenis pohon dari daerah ini disebut Jati Denok.
Ketika memasuki musim kemarau dengan kondisi curah hujan yang menurun, daun-daun jati akan berguguran. Pada daerah yang mengalami kemarau panjang, pohon jati yang tumbuh akan memiliki lingkaran tahun yang bernilai artistik dan estetika tinggi.