Salamander berkembang biak dengan cara apa menjadi pertanyaan yang banyak sering muncul. Mengingat hewan ini memiliki berbagai cara untuk berkembang biak. Salamander adalah hewan amfibi yang tergolong dalam ordo Caudata atau Urodela.
Mereka memiliki penampilan yang mirip dengan kadal, dengan tubuh panjang dan ramping serta ekor yang menonjol. Salamander terkenal dengan kemampuan regenerasinya serta memainkan peran penting dalam ekosistem air tawar.
Namun, salamander memiliki kulit yang lembut dan licin, berbeda dengan kulit bersisik pada kadal. Mereka memiliki empat kaki pendek dengan jari-jari yang dilengkapi dengan cakar tajam. Salamander dapat ditemukan di berbagai wilayah di dunia, terutama di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
Lalu, salamander berkembang biar dengan cara apa? untuk mencari tahu jawabannya, artikel ini akan membagas secara lebih lengkap meliputi ciri fisik, habitat, klasifikasi hingga harga jualnya.
Salamander berkembang biak dengan cara pembuahan (fertilisasi) internal dan bertelur-beranak (ovovivipar).
Artinya, proses pembuahan terjadi di dalam tubuh betina, dan telur-telur yang telah dibuahi tetap berada di dalam tubuh betina hingga menetas menjadi anak salamander yang hidup.
Kemudian, anak salamander tersebut akan dilahirkan oleh induknya. Metode ini memungkinkan salamander untuk memastikan perlindungan lebih baik terhadap telur-telurnya dan memberi kesempatan lebih besar bagi anak salamander untuk bertahan hidup.
Meskipun salamander berkembang biak dengan cara pembuahan internal dan ovovivipar, namun kebanyakan atau sekitar 90% hewan ampibi ini berkembang biak dengan fertilisasi.
Spesies salamander api Eropa yang biasa berkembang biak dengan cara bertelur-beranak.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Caudata
Ciri umum salamander adalah memiliki tubuh panjang yang ramping, hidung pendek dan ekor yang menonjol. Mereka memiliki empat kaki pendek dengan jari-jari yang berukuran sama dan dilengkapi dengan cakar tajam.
Kulit salamander bersisik seperti hewan kadal, tetapi umumnya lebih lembut dan licin dan tidak memiliki bulu sama sekali. Beberapa spesies salamander memiliki kemampuan mengubah warna kulit mereka untuk menyamarkan diri atau menunjukkan emosi.
Mayoritas salamander hidup di perairan tawar, seperti danau, sungai, rawa-rawa, dan kolam. Mereka lebih aktif saat malam hari dan seringkali menyembunyikan diri di bawah batu, kayu tumbang, atau dedaunan yang basah. Salamander lebih menyukai habitat yang gelap dan lembab.
Bahkan beberapa spesies, memilih tinggal di air sepanjang hidup mereka. Dan beberapa memilih untuk tinggal di darat ketika sudah dewasa. Salamander merupakan hewan vertebrata yang cukup unik karena mampu menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang.
Salamander adalah pemakan serangga dalam jumlah yang besar. Mereka memakan berbagai jenis serangga seperti cacing, laba-laba, kutu buku, dan larva serangga air. Beberapa spesies salamander juga memakan cacing tanah dan serangga kecil lainnya.
Makanan salamander bervariasi tergantung pada spesies dan habitatnya. Sebagai predator, salamander memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengendalikan populasi serangga.
Ada lebih dari 600 spesies salamander yang telah diidentifikasi di seluruh dunia. Setiap spesies memiliki karakteristik dan ciri khasnya sendiri. Berikut beberapa jenis salamander yang sudah Faunatis rangkum.
Salamander api termasuk dalam genus Salamandra. Mereka dikenal dengan warna cerah dan pola khas pada kulit mereka yaitu warna hitam dengan bintik-bintik kuning atau garis-garis pada tingkat yang bervariasi sebagai peringatan bagi predator bahwa mereka mengandung racun.
Salamander api sering ditemukan di Eropa dan sekitarnya. Mereka memiliki kebiasaan hidup di lingkungan yang lembab, seperti hutan dan pegunungan. Jenis ini, salamander berkembang biak dengan cara ovovivipar.
Salamander raksasa Cina adalah salah satu hewan amfibi dan salamander terbesar di dunia. Mereka dapat tumbuh hingga panjang lebih dari 1,2 meter.
Salamander raksasa Cina hidup di sungai-sungai dan danau-danau Tiongkok dan Jepang. Amfibi jenis ini sepenuhnya hidup di dalam air disepanjang hidupnya dan salamander berkembang biak dengan cara pembuahan internal.
Salamander gua, atau olm, adalah salamander yang cukup menarik yang hidup di dalam gua-gua dan air bawah tanah di Eropa. Mereka memiliki penampilan yang unik, dengan tubuh panjang dan pucat, serta mata yang sangat kecil karena adaptasi terhadap lingkungan gelap di dalam gua.
Salamander gua dapat hidup hingga puluhan tahun dan memiliki kemampuan bertahan lama tanpa makanan dalam keadaan tertentu.
Salamander air adalah kelompok salamander yang hidup di habitat air tawar seperti rawa-rawa, kolam, dan sungai. Salah satu contoh salamander air yang terkenal adalah salamander air besar, yang dapat tumbuh hingga panjang lebih dari satu meter.
Mereka memiliki tubuh panjang dan ramping dengan kaki kecil atau bahkan tidak memiliki kaki sama sekali. Salamander air memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka untuk hidup di lingkungan air dan sering kali memiliki kemampuan pernapasan yang tergantung pada insang atau kulit mereka.
Sebagian besar salamander tidak berbahaya bagi manusia. Namun, ada beberapa spesies salamander yang mengeluarkan racun.
Salah satu contohnya adalah salamander api (genus Salamandra), yang menghasilkan racun kulit yang dapat menyebabkan iritasi atau keracunan pada manusia jika mereka memegang atau mengonsumsi salamander tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar salamander tidak berbahaya dan tidak membahayakan manusia kecuali dalam kasus-kasus yang jarang terjadi. Maka tak heran bila ada beberapa spesies salamander yang diperjual-belikan, bahkan harganya cukup mahal yaitu diatas 100 ribuan.
Itulah rangkuman mengenai salamander berkembang biak dengan cara pembuahan internal dan ovovivipar.
Sangat penting bagi Kita untuk melindungi salamander dan habitat mereka agar tetap dapat berperan dalam ekosistem alami dan menjadi bagian dari keanekaragaman hayati yang penting bagi bumi kita.